logo

Risiko Macet Tinggi, Aliran Kredit Bank ke UMKM Kurang Deras

February 7, 2024

gambar

JAKARTA. Penyaluran kredit perbankan ke sektor UMKM kian menghadapi tantangan. Masih adanya risiko kredit macet yang tinggi berdampak pada melambatnya aliran kredit ke sektor tersebut.

Hal ini tercermin dari data rasio Non-Performing Loan (NPL) UMKM per September 2024 yang tercatat di level 4%. Ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di level 3,88%.

Di periode yang sama, penyaluran kredit UMKM perbankan tercatat sebesar Rp1.495,94 triliun atau dapat tumbuh positif yaitu sebesar 5,04% yoy. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan September 2023 yang mampu tumbuh 8,34% yoy.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae membenarkan kondisi tersebut menyebabkan perbankan lebih berhati-hati ketika akan menyalurkan kredit kepada pelaku UMKM.

Ia bilang risiko kredit UMKM saat ini masih cukup tinggi dibandingkan kredit non-UMKM.

“Masuknya produk impor ilegal yang biasanya menawarkan harga lebih murah juga memberikan tekanan terhadap bisnis UMKM,” ujar Dian, Jumat (15/11).

Meski demikian, Dian melihat pada tahun mendatang, dukungan industri perbankan terhadap pertumbuhan UMKM dinilai tetap akan optimis.

Menurutnya, ini akan tercermin dari proyeksi rencana bisnis yang meningkat setiap tahunnya.

Ia juga optimistis berbagai pihak, termasuk Pemerintah, OJK, perbankan, maupun stakeholders lainnya, akan terus memberikan berbagai dukungan dalam mendorong pertumbuhan UMKM yang merupakan salah satu aspek penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“OJK juga akan mendorong perbankan untuk dapat menyalurkan kredit UMKM dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik,” tambah Dian.

General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Sunarna Eka Nugraha pun mengungkapkan saat ini, NPL di segmen UMKM memang mengalami peningkatan, termasuk di BNI.